1 Pengertian
Kurikulum
Banyak orang yang menganggap
kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-buku pelajaran yang harus
dimliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik dengan perubahan
pelajaran. Persoal persoalan kurikulum bukan hanya persoalan bku ajar akan
tetapi banyak persoalan lainnya termasuk
persoalan arah dan tujuan pendidikan, pesoalan materi pelajaran, serta
persoaan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu.
Istilah kurikulum digunakan petama
kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu
kurikulum diartika sebagai jarak yang harud ditempuh oleh seorang pelari.
Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli
pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian,
dalam penafsiran yang berbeda, ada juga kesamaannya. Kesamaan tersebut adalah,
bahwa kurikulum berhubngan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum memang diperuntuksn untuk anak
didik, seperti yag diungkapkan murray print (1993) yang mengungkapkan krikulum
meliputi:
a.
Planned learning
experiences;
b.
Offered within an
educational institution/program;
c.
Represented as
document; dan
d.
Includes experiences
resulying from implementing that document.
Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan
dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah.
Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar
tuntas). Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan
nilai-nilai agama, sosialemosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,
kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Sistem kurikulum di Indonesia sudah berulang kali
mengalami perubahan di awali dari kurikulum pertama kali di Indonesia yaitu
lahirnya kurikulum 1974, kurikulum 1978 dan kemudian lahir kurikulum 1984,
kemudian muncul KBK (Kurikulum Berbasisi Kompetensi pada tahun 1994 yang
selanjutnya berubah menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pada
tahun 2006. Dan sekarang ini telah lahir kurikulum baru yaitu kurkulum 2013.
Pergantian kurikulum sebenarnya merupakan proses perbaikan dari kurikulum
sebelumnya, sehingga sistem kurikulum di Indonesia berubah-ubah sesuai dengan
tuntutan zaman. Jika kurikulum zaman dahulu diterapkan pada zaman modern
seperti sekarang ini, tentu saja kurang pas karena pendidikan zaman dahulu
berbeda dengan tuntutan pendidikan zaman sekarang ini apalagi saat ini
persaingan semakin ketat.
Pembaharuan kurikulum diharapkan
mampu menciptan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Saat ini dalam
dunia pendidikan sedang gencar-gencarnya memperkenalkan kurikulum terbarunya
yaitu kurikulum 2013 kepada peserta didiknya.
2.
Peran
dan Fungsi Kurikulum
Kurikulum dipersiapkan da
dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan pesera didik
agar mereka dapat hidup dimasyarakat. Makna dapat hidup dimasyarakat itu
memiliki arti luar yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik
untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat,
akan tetapi juga pendidikan harus berisi tenang pemberian pengalam agar aak
dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan
demikian dalam sistem pendidian uriklum merupakan komponen yang sangat penting,
sebab didalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan
tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana
mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam sistem
pendidikan, paling tdak kuirkulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif,
peran kreatif, serta peran kritis dan evaluatif (Hamalik, 1990).
1. Peran
Konservatif.
Salah satu tugas tanggung jawab
sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan
budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan
menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakat, sehingga ketika mereka
kembali kemasyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai
dengan norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan
berbagai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi
sebagai akibat keajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan
mudahnya pengaruh budaya asing yang menggrogoti budaya lokal, maka peran
konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang angat penting. Melalui peran
koservatifnya, kurikulum berperan daam menangkal berbagagi pengaruh yang dapat
merusak nilai-nilai luhur masyarakat.
2. Peran
Kreatif.
Dalam peran kurikulum harus
memiliki peran kreatif, kurikuum harus mampu menjawab setiap antangan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah.
Dalam peran kreatifnya, krikulum
harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat
mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam
kehidupan sosial masyarakat yang senantisa bergerak maju secara dinamis.
3. Peran
Kritis dan Evaluatif.
Peran kritis dan evaluatif
kurikulum sangat diperlukan kerena kurikulum haus erperan dalam menyeleksi dan
mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak
didik.
Dalam proses pengembangan
kurikulum ketiga peran tersebu harus erjalan secara seimbang. Kurikulum yang
terlalu menonjol peran koservatifnyacenderung akan membuat pendidikan
ketinggalan oleh kemajuan zaman, begitupun sebaliknya kurikulum yang terlalu
menonjol peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nilai budaya
masyarakat.
Sesuai
dengan peran yang harus dimainkan dalam kurikulum sebagai alat dan pedoman
pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu
sendiri. Mengapa demikian? Sebab, tujuan yang harus dicapaioleh pendidikan pada
dasarnya mengkrstal dalam pelaksanaan peran itu sendiri. Dlihat dari cakupan
dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki 4 fungsi, yaitu:
1. Fungsi
Pendidikan Umum (common and general education).
Fungsi Pendidikan Umum (common and
general education), yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik
agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga
negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman
belajar kepada setiap peserta didik agar mampu menginterlisasi nilai-nilai
dalam kehidupan, memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat
dan makhluk sosial. Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh
setiap siswa pada jenjamg dan level atau jenis pendidikan manapun.
2. Suplementasi
(supplementation).
Setiap peserta didik memiliki
perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat, maupun
perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan
pelayanan kepada setiap siswa sesuai engan perbedan tersebut. Dengan demikian,
setiap anak memiliki kesempatan utuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih
baik sesuai dengan minat dan bakatnya.
3. Eksplorasi
(exploration).
Fungsi eksplorasi memili makna
bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing
masing siswa. Melalui fugsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan
minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya
paksaan.
1. Keahlian
(spesialization)
Kurikulum
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang
didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengandemikian, kurikulum harus
memberika
pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri,
atau disiplin akademik. Bidang-bidang smacam itu yang diberika sebagai pilihan,
yanng pada akhirnya setiap peserta didik memiliki keterampilan-keterampilan
sesuai dengan bidang spesialisasinya.
3.Desain Kurikulum
Yang
dimaksud desain adalah rancangan, pola, atau model. Mendesain kurikulum berarti
menyusun rancangan ata menyusun model kurikulum sesuai dengan misi dengan visi
sekolah. Sebelum menentukan bahan dan cara mengkonstuksi bangunan terebih
dahulu seseorang arsitiek harus merancang model bangunan yang akan dibangun.
Kurikulum juga mempunyai desain sebagiai berikut:
a. Desain
Kurikulum Disiplin Ilmu
Menurut
longstreet (1993) desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang berpusat
kepada pengetahuan yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh
karena itu model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang
penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa. para ahli
memandang desain krikulum ini befungsi untuk mengembangkan proses kognitif atau
pengembangan kemampuan berfikir siswa melelui latihan menggunakan gagasan dan
melakukan proses penielitian ilmiah.
Kurikulum
yang berorientasi pada disiplin ilmu atau juga kurikulum subjek akademis adalah
Man: a Course of Studi (MACOS), yang
dirancang untuk memperbaiki proses perbaikan pengajaran ilmu-ilmu sosial dan
humanistis. Tujuan untama MACOS adalah perkembangan intelektual, yaitu
membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dengan
memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak mampu menganalisis
kehidupan sosial walaupun dengan cara yang sederhana. Melalui kegiatan-kegiatan
ilmiah, seperti observasi, percobaan,peyusunan, dan pungujian hipoteseis.
Terdapat
tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
1. Subject
Centered Curiculum.
Pada subject
centered curiculum, bahan atau isi kurikulum yang disusun dalam bentuk mata
pelajaran yang terpisah-pisah. Pada pengembangan kurikulum didalam kelas ata
pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru hanya bertanggung jawab pada mata
pelajaran yang diberikannya. Kalaupun mata pelajaran itu diberikan oleh guru
yang sama, maka hal ini juga dilaksanakan secara erpisah. Oleh karena
organisasi bahan atau kurikulum berpusat pada mata pelajaran secara terpisah.
2. Coreleted
Curiculum.
Pada
coreleted curiculum ini, mata pelajarantidak disajikan secara terpisah, akan
tetapi mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau mata pelajaran sejenis
dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi. Seperti mata pelajaran
geografi, sejarah, ekonomi dikelompokkan dalam bidang studi IPS.
Mengorelasikan
bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan
yaitu:
a.
Pendekatan struktural;
b.
Pendekatan fungsional; dan
c.
Pendekatan daerah.
3. Integrated
Curiculum
Pada
organisasi ini kuriklum menggunakan model integrated, tidak lagi menampakkan
nama-nama pelajaran atau bidang studi. Belajar beangkat dari suatu pokok
masalah yang harus dipecahkan. Belajar berdasarkan unit bukan hanya menghafal
sejumlah fakta, akan tetapi juga mencari dan menganalisis fakta sebagai bahan
untuk memecahkan masalah. Belajar dari pemecaha masalah itu diharapkan
perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja akan tetapi
seluruh aspek seperti sikap, emosi, atau keterampilan.
b. Desain
Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat.
Asumsi yang
mendasari bentuk rancangan kurikulum ini adalah bahwa tujuan dari sekolah
melayan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat harus
dijadikan dasar dalam menentukan isi kurikulum. Kurikulum ini dirumuskan
sebagai sebuah desain kelompok sosial untuk dijadikan pengalaman belajar anak
sidalam sekolah. Ada tiga perspektif desaikurikulum yang berorientasi pada
kehidupan masyarakat, yaitu:
1. Perspektif
Status Quo.
Rancangan
kurikulum ini diarahkan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat. Dalam
perspektif ini kurikulum merupakan peancanaan untuk memberikan pengetahuan dan
keerampilan kepada anak didik sebagai persiapan emnjadi orang yang dibutuhkan
dallah kehidupan masyarakat.
2. Perspektif
Pembaharuan.
Dalam
perspektif ini, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kualitas
masyarakat itu sendiri.
Kurikulum
reformis menghendaki peran serta masyarakat secara total dalam proses
pendidikan. Pendidikan dalam perspektif ini harus berperan untuk mengubah
tatanan sosial masyarakat.
3. Perspektif
Masa Depan.
Perspektif
masa depan sering dikaitkan dengan kurikulum rekonstruksi sosial, yang
menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan kehidupan
sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Model kurikulum ini lebih mengutamakan
kepentingan sosial daripada kepentingan individu.
c. Desain
Kurikulum Berorientasi pada Siswa.
Asumsi yang
mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu
anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak terlepas dari kehidupan anak
didik. Kurikulum yang beroriemtasi pada siswa menekankan kepada siswa sebagai
sumber isi kurikulum. Anak didik adalah manusia yang sangat unik. Mereka
memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan anak adalah makhluk yang sedang berkembang yang memiliki minat dan
bagat yang beragam. Kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan irama
perkembangan mereka. Desain kurikulum yang berorientasi pada siswa, dapat
dilihat minimal dari dua perspektif, yaitu perspektif kehidupan anak
dimasyarakat dan perpektif psikologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar