spanduk

spanduk
spanduk

Minggu, 18 Desember 2016

Pengertian, Fungsi, dan Desain Kurikulum



1  Pengertian Kurikulum
            Banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-buku pelajaran yang harus dimliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik dengan perubahan pelajaran. Persoal persoalan kurikulum bukan hanya persoalan bku ajar akan tetapi banyak persoalan lainnya  termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, pesoalan materi pelajaran, serta persoaan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu.
            Istilah kurikulum digunakan petama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yang berasal  dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartika sebagai jarak yang harud ditempuh oleh seorang pelari. Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran yang berbeda, ada juga kesamaannya. Kesamaan tersebut adalah, bahwa kurikulum berhubngan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum memang diperuntuksn untuk anak didik, seperti yag diungkapkan murray print (1993) yang mengungkapkan krikulum meliputi:
a.       Planned learning experiences;
b.      Offered within an educational institution/program;
c.       Represented as document; dan
d.      Includes experiences resulying from implementing that document.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas). Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosialemosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Sistem kurikulum di Indonesia sudah berulang kali mengalami perubahan di awali dari kurikulum pertama kali di Indonesia yaitu lahirnya kurikulum 1974, kurikulum 1978 dan kemudian lahir kurikulum 1984, kemudian muncul KBK (Kurikulum Berbasisi Kompetensi pada tahun 1994 yang selanjutnya berubah menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pada tahun 2006. Dan sekarang ini telah lahir kurikulum baru yaitu kurkulum 2013.
Pergantian kurikulum sebenarnya merupakan proses perbaikan dari kurikulum sebelumnya, sehingga sistem kurikulum di Indonesia berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman. Jika kurikulum zaman dahulu diterapkan pada zaman modern seperti sekarang ini, tentu saja kurang pas karena pendidikan zaman dahulu berbeda dengan tuntutan pendidikan zaman sekarang ini apalagi saat ini persaingan semakin ketat.
Pembaharuan kurikulum diharapkan mampu menciptan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Saat ini dalam dunia pendidikan sedang gencar-gencarnya memperkenalkan kurikulum terbarunya yaitu kurikulum 2013 kepada peserta didiknya.
2.      Peran dan Fungsi Kurikulum
              Kurikulum dipersiapkan da dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan pesera didik agar mereka dapat hidup dimasyarakat. Makna dapat hidup dimasyarakat itu memiliki arti luar yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat, akan tetapi juga pendidikan harus berisi tenang pemberian pengalam agar aak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam sistem pendidian uriklum merupakan komponen yang sangat penting, sebab didalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tdak kuirkulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan evaluatif (Hamalik, 1990).
1.      Peran Konservatif.
              Salah satu tugas tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakat, sehingga ketika mereka kembali kemasyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat keajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing yang menggrogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang angat penting. Melalui peran koservatifnya, kurikulum berperan daam menangkal berbagagi pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat.
2.      Peran Kreatif.
              Dalam peran kurikulum harus memiliki peran kreatif, kurikuum harus mampu menjawab setiap antangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah.
              Dalam peran kreatifnya, krikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantisa bergerak maju secara dinamis.
3.      Peran Kritis dan Evaluatif.
              Peran kritis dan evaluatif kurikulum sangat diperlukan kerena kurikulum haus erperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
              Dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran tersebu harus erjalan secara seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjol peran koservatifnyacenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman, begitupun sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjol peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat.
              Sesuai dengan peran yang harus dimainkan dalam kurikulum sebagai alat dan pedoman pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Mengapa demikian? Sebab, tujuan yang harus dicapaioleh pendidikan pada dasarnya mengkrstal dalam pelaksanaan peran itu sendiri. Dlihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki 4 fungsi, yaitu:
1.      Fungsi Pendidikan Umum (common and general education).
              Fungsi Pendidikan Umum (common and general education), yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu menginterlisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial. Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada jenjamg dan level atau jenis pendidikan manapun.
2.      Suplementasi (supplementation).
              Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai engan perbedan tersebut. Dengan demikian, setiap anak memiliki kesempatan utuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya.
3.      Eksplorasi (exploration).
              Fungsi eksplorasi memili makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing masing siswa. Melalui fugsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan.
1.      Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengandemikian, kurikulum harus
memberika pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri, atau disiplin akademik. Bidang-bidang smacam itu yang diberika sebagai pilihan, yanng pada akhirnya setiap peserta didik memiliki keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya.
3.Desain Kurikulum
Yang dimaksud desain adalah rancangan, pola, atau model. Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan ata menyusun model kurikulum sesuai dengan misi dengan visi sekolah. Sebelum menentukan bahan dan cara mengkonstuksi bangunan terebih dahulu seseorang arsitiek harus merancang model bangunan yang akan dibangun. Kurikulum juga mempunyai desain sebagiai berikut:
a.       Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
Menurut longstreet (1993) desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang berpusat kepada pengetahuan yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa. para ahli memandang desain krikulum ini befungsi untuk mengembangkan proses kognitif atau pengembangan kemampuan berfikir siswa melelui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses penielitian ilmiah.
Kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu atau juga kurikulum subjek akademis adalah Man: a Course of Studi (MACOS), yang dirancang untuk memperbaiki proses perbaikan pengajaran ilmu-ilmu sosial dan humanistis. Tujuan untama MACOS adalah perkembangan intelektual, yaitu membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dengan memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak mampu menganalisis kehidupan sosial walaupun dengan cara yang sederhana. Melalui kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti observasi, percobaan,peyusunan, dan pungujian hipoteseis.
Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
1.      Subject Centered Curiculum.
Pada subject centered curiculum, bahan atau isi kurikulum yang disusun dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah. Pada pengembangan kurikulum didalam kelas ata pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran yang diberikannya. Kalaupun mata pelajaran itu diberikan oleh guru yang sama, maka hal ini juga dilaksanakan secara erpisah. Oleh karena organisasi bahan atau kurikulum berpusat pada mata pelajaran secara terpisah.
2.      Coreleted Curiculum.
Pada coreleted curiculum ini, mata pelajarantidak disajikan secara terpisah, akan tetapi mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau mata pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi. Seperti mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi dikelompokkan dalam bidang studi  IPS.
Mengorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu:
a.       Pendekatan struktural;
b.      Pendekatan fungsional; dan
c.       Pendekatan daerah.

3.      Integrated Curiculum
Pada organisasi ini kuriklum menggunakan model integrated, tidak lagi menampakkan nama-nama pelajaran atau bidang studi. Belajar beangkat dari suatu pokok masalah yang harus dipecahkan. Belajar berdasarkan unit bukan hanya menghafal sejumlah fakta, akan tetapi juga mencari dan menganalisis fakta sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Belajar dari pemecaha masalah itu diharapkan perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja akan tetapi seluruh aspek seperti sikap, emosi, atau keterampilan.
b.      Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat.
Asumsi yang mendasari bentuk rancangan kurikulum ini adalah bahwa tujuan dari sekolah melayan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat harus dijadikan dasar dalam menentukan isi kurikulum. Kurikulum ini dirumuskan sebagai sebuah desain kelompok sosial untuk dijadikan pengalaman belajar anak sidalam sekolah. Ada tiga perspektif desaikurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat, yaitu:
1.      Perspektif Status Quo.
Rancangan kurikulum ini diarahkan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat. Dalam perspektif ini kurikulum merupakan peancanaan untuk memberikan pengetahuan dan keerampilan kepada anak didik sebagai persiapan emnjadi orang yang dibutuhkan dallah kehidupan masyarakat.
2.      Perspektif Pembaharuan.
Dalam perspektif ini, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri.
Kurikulum reformis menghendaki peran serta masyarakat secara total dalam proses pendidikan. Pendidikan dalam perspektif ini harus berperan untuk mengubah tatanan sosial masyarakat.
3.      Perspektif Masa Depan.
Perspektif masa depan sering dikaitkan dengan kurikulum rekonstruksi sosial, yang menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Model kurikulum ini lebih mengutamakan kepentingan sosial daripada kepentingan individu.
c.       Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa.
Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak terlepas dari kehidupan anak didik. Kurikulum yang beroriemtasi pada siswa menekankan kepada siswa sebagai sumber isi kurikulum. Anak didik adalah manusia yang sangat unik. Mereka memiliki karakteristik tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan anak adalah makhluk yang sedang berkembang yang memiliki minat dan bagat yang beragam. Kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan irama perkembangan mereka. Desain kurikulum yang berorientasi pada siswa, dapat dilihat minimal dari dua perspektif, yaitu perspektif kehidupan anak dimasyarakat dan perpektif psikologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan Camtasia Camtasia Studio software  (perangkat lunak) yang dikembangkan oleh TechSmith Coorporatio...